Di pedesaan Pematang Telang, Banyuasin, Sumatera Selatan, embun pagi menjadi saksi bisu transformasi luar biasa. Dulu dilanda bencana, kini kawasan Sungai Telang kembali bersemi. Puluhan petani dengan semangat membara memulai babak baru, bukan dengan golok, melainkan dengan bibit-bibit pohon dan tekad untuk memulihkan ekosistem yang telah lama hilang.
Sungai Telang, yang dulunya menyimpan kenangan pahit akibat kebakaran hebat pada tahun 2022, kini bangkit dari keterpurukan. Kerugian tak hanya merusak pepohonan, tetapi juga mengancam mata pencaharian warga. Namun, mimpi buruk itu mulai sirna sejak Desember 2023, ketika sebuah program agroforestri digagas untuk menghidupkan kembali kawasan tersebut.
Perjuangan Awal dan Tantangan
Proses restorasi ini tidaklah mudah. Pertemuan awal antara PT Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pematang Telang diwarnai keraguan dan pertanyaan. Warga mempertanyakan keseriusan perusahaan untuk bekerja sama dengan petani kecil seperti mereka, karena sebelumnya mereka tidak pernah mendapatkan perhatian.
Namun, melalui tujuh kali pertemuan intensif, kepercayaan perlahan tumbuh. Diskusi yang mendalam melahirkan ide-ide kreatif dan solusi inovatif. Sebuah pos jaga dari bambu didirikan, demplot percobaan dengan 15 jenis tanaman bernilai ekonomi dibuat sebagai laboratorium alam bagi para petani, serta pondok kerja sederhana yang menjadi saksi bisu semangat pantang menyerah.
Pendekatan Partisipatif dan Inovasi Lokal
Keunikan program ini terletak pada pendekatan partisipatifnya. Para petani tidak hanya menerima informasi, tetapi juga terlibat langsung dalam memilih jenis tanaman melalui uji coba. Mereka diberikan kesempatan untuk mencoba berbagai kombinasi tanaman, yang mana dari upaya ini berhasil ditemukan inovasi-inovasi baru.
Contohnya, kombinasi kunyit yang tumbuh subur di antara pohon karet muda. Inovasi lokal ini memberikan sumber penghasilan tambahan bagi petani. Inovasi seperti ini sangat membantu mereka sembari menunggu karet besar menghasilkan, menunjukkan bagaimana pemberdayaan dan partisipasi dapat menghasilkan solusi kreatif dan berkelanjutan.
Membangun Kebersamaan dan Warisan
Momen paling mengharukan terjadi ketika petani dan perwakilan perusahaan bersama-sama memasang patok batas permanen. Hal ini mencerminkan persatuan dan komitmen bersama untuk menjaga lahan. Perubahan ini sangat signifikan, dari perselisihan menjadi kebersamaan.
Lebih membanggakan lagi, desain wisata agroforestri yang akan dikelola sepenuhnya oleh kelompok tani. Hal ini memastikan keberlanjutan program dan memberikan dampak positif bagi generasi mendatang. Ini bukan hanya sekadar proyek tanaman, tapi juga membangun warisan untuk anak cucu.
Menghadapi Tantangan dan Harapan Masa Depan
Tentu saja, tantangan tetap ada, seperti musim kemarau dan ancaman hama. Namun, dengan pendampingan rutin dan sekolah lapangan, para petani semakin percaya diri dalam menghadapi rintangan. Mereka memiliki pengetahuan dan alat yang diperlukan untuk mengelola lahan mereka secara efektif.
Dengan semangat yang membara, Sungai Telang kini mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan baru. Harapan untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan terus bertumbuh. Para petani bersiap untuk memulai pembibitan massal dan bermimpi untuk ekspor madu hutan di tahun mendatang, sebuah bukti nyata dari semangat yang tak pernah padam.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah menyimak artikelnya, silahkan berikan komentar anda terkait ini...