Mudik, sebuah tradisi yang selalu membawa cerita dan pengalaman baru. Pengalaman mudik kali ini dari Palembang ke Jakarta memberikan hikmah tersendiri, terutama jika dikaitkan dengan hobi yang kita geluti.
Kisah Perjalanan Mudik: Palembang - Jakarta Via Bandung
Alhamdulillah, ritual mudik tahun ini berjalan lancar. Perjalanan dimulai dari Palembang, beruntungnya karena mudik berlawanan arah, kemacetan dapat dihindari. Rute Palembang – Bandar Lampung sekitar 400 KM dapat ditempuh dalam waktu 8 jam. Setelah itu, di Lebaran kedua, perjalanan dilanjutkan ke Bandung. Jarak Jakarta – Bandung yang hanya 170 KM, akibat kemacetan di jalan tol, memakan waktu sekitar 7 jam.
Hubungan Mudik dan Hobi Burung Kenari?
Mungkin timbul pertanyaan, apa hubungannya perjalanan mudik ini dengan burung kenari? Justru disinilah letak menariknya. Pengalaman berinteraksi dengan sesama penggemar kenari (kenarimania) memberikan sebuah pelajaran berharga.
Ada yang mengaku sudah puluhan tahun mengenal kenari, namun saat diskusi mendalam, banyak hal yang tidak sesuai. Di sisi lain, ada kenarimania yang baru mengenal kenari beberapa tahun saja, tetapi pengetahuannya sangat detail dan membuat terkejut. Dari sini, dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu itu relatif, seperti perjalanan Palembang-Bandar Lampung yang memakan waktu sama dengan Jakarta-Bandung (7 jam), namun hasilnya sangat berbeda. Begitu pula dengan hobi burung kenari, bukan lamanya waktu yang menentukan pemahaman, tetapi bagaimana cara kita mengisi waktu tersebut.
Tiga Kunci Meningkatkan Pemahaman Tentang Burung Kenari
Ada tiga aspek penting yang dapat meningkatkan pemahaman kita tentang burung kenari:
1. Minat Belajar: Haus Akan Ilmu Perkenarian
Sebagai seorang hobis yang ingin maju, minat belajar tentang seluk beluk burung kenari harus terus ditingkatkan. Dulu, sumber informasi sangat terbatas, harus belajar langsung dari ahlinya. Buku tentang kenari pun sangat jarang. Mungkin sebagian kenarimania masih ingat buku karya almarhum Ari Soeseno, yang saat itu dianggap sangat lengkap. Sekarang, mencari ilmu sangat mudah, cukup ketik di Google, semua permasalahan kenari akan terjawab. Selain mudah, gratis pula, dan materinya lengkap! Namun, semua itu akan percuma jika minat membaca kita kurang. Satu hal yang bisa menghambat perkembangan ilmu kita adalah merasa sudah menguasai segalanya.
2. Passion: Bangkit Setelah Kegagalan
Passion adalah kunci untuk terus maju. Saat gagal, kita harus mampu bangkit kembali. Ketika ternak kenari menemui kendala, kita berusaha mencari solusi. Tanpa passion, apa yang kita bangun akan runtuh. Jangan beternak kenari hanya karena melihat teman atau tetangga sukses. Dengan menghadapi dan menyelesaikan berbagai kendala, kita akan semakin menguasai seluk beluk pemeliharaan kenari.
3. Komunitas: Lingkungan yang Mendukung
Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, "Ketika kita bergaul dengan tukang minyak wangi, maka kita akan terbawa wangi, bergaul dengan ‘pandai besi’ akan terpercik apinya." Begitu pula dengan hobi kita, jika ingin langgeng, bergabunglah dengan komunitas penggemar burung kenari. Selain passion, komunitas adalah tempat berbagi, mencari solusi saat menemui masalah. Terkadang, hanya dengan curhat dengan teman sekomunitas, beban yang kita rasakan akan terasa lebih ringan.
Kesimpulan
Untuk meningkatkan kemampuan dalam beternak burung kenari, kita harus rajin belajar, jangan malu bertanya, dan hilangkan ego merasa paling pintar. Passion dan komunitas adalah alat untuk bertahan dari segala rintangan. Semoga sharing ini bermanfaat bagi teman-teman kenarimania.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah menyimak artikelnya, silahkan berikan komentar anda terkait ini...